Pages

Jumat, 01 November 2013

Cara Membuat masker Wajah dengan Bentonit clay

Cara membuat Masker Kecantikan dari Lempung Tanah Liat
Cara membuat Masker Kecantikan dari Lempung Tanah Liat -Tanah liat atau lempung bentonit (bentonite clay) adalah jenis lempung yang dikenal sangat bermanfaat bagi tubuh dan kulit. Bentonit secara efektif menghilangkan semua racun dan limbah yang menumpuk dalam tubuh saat dikonsumsi secara oral. Untuk kecantikan, masker bentonit membantu membuang kelebihan minyak dan kotoran dari permukaan kulit, serta menghindari penyumbatan pori-pori.
Manfaat lain masker bentonit termasuk mengangkat sel kulit mati dan meningkatkan sirkulasi darah. Bentonit juga mampu mengencangkan kulit, sehingga menjadi solusi sempurna untuk kulit longgar dan berkerut.
Cara membuat Masker Bentonit
Saat membuat resep ini, pastikan menggunakan mangkuk plastik, alih-alih mangkuk logam. Pastikan pula untuk menerapkan toner setelah menggunakan masker. Pakai pula pelembab untuk mengembalikan kelembaban kulit. adapun cara - cara membuat masker dari Tanah Liat bentonit yang terbukti aman dan tanpa efek samping apapun :
Beberapa Cara membuat Masker Kecantikan dari Lempung Tanah Liat
  1. Ini adalah resep masker wajah bentonit paling dasar. Yang Anda butuhkan adalah lempung bentonit, air, mangkuk plastik, sendok, dan kuas. Masukkan 4 sendok makan lempung ke dalam mangkuk dan perlahan-lahan tambahkan air sambil diaduk. Ketika telah mendapatkan pasta dengan konsistensi yang diinginkan, hentikan penambahan air. Oleskan pada wajah menggunakan kuas dan diamkan selama 20 menit.
  2. Ambil 2 sdm bentonit, 1 ½ sdm oatmeal, dan 1 sdm baking soda. Siapkan pula 2 – 3 tetes tea tree oil. Campur semua bahan secara menyeluruh. Tambahkan pula ½ -1 sdm air sesuai keinginan. Terapkan masker pada wajah dan diamkan selama 20 menit sebelum mencucinya menggunakan air hangat. Resep ini merupakan resep masker terbaik untuk kulit berminyak.
  3. Untuk resep ini, Anda memerlukan lempung bentonit, garam, minyak zaitun, dan air hangat. Dalam mangkuk plastik, campur 1 cangkir lempung bentonit, 2 sdm minyak zaitun, dan ¼ cangkir garam. Aduk rata dan perlahan-lahan tambahkan air hangat. Terus tambahkan air sampai pasta mencapai konsistensi sedang. Oleskan masker ke wajah. Diamkan selama 30 menit sebelum membilasnya dengan air. Masker ini berfungsi menyehatkan kulit dan membuatnya tetap lembut.
  4. Untuk resep ini, siapkan secangkir bentonit, 1 ½ sdt madu dan 1 ½ sdt cuka sari apel. Campur semua bahan dalam mangkuk dan tambahkan air sesuai kebutuhan. Oleskan masker pada kulit wajah. Masker ini terutama bermanfaat untuk menghilangkan lingkaran hitam di bawah mata. Biarkan masker selama 20 menit sebelum mencucinya dengan air hangat.

Senin, 28 Oktober 2013

Bentonite dan Perokok

Kami mempunyai berita baik untuk para perokok!Kita semua tahu bahwa merokok adalah tidak baik untuk kesehatan, namun sekarang ada cara yang mudah dan cepat untuk membersihkan tubuh dari berbagai macam racun dan zat kimia yang berasal dari tembakau, rokok dan obat-obatan, yaitu dengan cara berendam dalam bath tub! Tubuh direndam dalam bentonite clay dan air hangat yang dicampur dengan rempah-rempah dan herbal selama 20 menit, cepat bukan ! Seperti magnet, racun kimia yang kotor ditarik keluar dari tubuh ke dalam bath tub tersebut. Anda bisa lihat sendiri hasilnya. Anda mungkin terkejut seperti pengarang buku ini, ketika pertama kali racunnya ke luar ke dalam bath tub !
Kami hanya menggunakan “sejenis” bentonite clay. Kami telah meneliti untuk mendapatkan bentonite clay yang terbaik, yang mempunyai efek menarik seperti halnya magnet. Michel Abehera, pengarang Amazing Cures from the Earth Itself –the Healing Clay, mengatakan bahwa ”Bentonite clay telah digunakan selama ribuan tahun, dan belum seorang pun mampu berpikir apa yang membuat ia berfungsi menyembuhkan. Banyak pemakai terkejut dengan hasilnya, meskipun demikian berbagai macam peneliti mempunyai perspektif yang berbeda tentang bagaimana bentonite clay bekerja.”

Raymond Dextreit, seorang ahli naturopathi asal Perancis yang terkenal dengan metode penyembuhan dengan bentonite meyakini bahwa bentonite mempunyai kekuatan melebihi sifat fisiknya, terutama dari sudut pandang termodinamik-nya. Bentonite tidak bisa menjadi sumber energi hanya dari gejala yang dihasilkannnya. Bentonite adalah sesuatu yang dinamis… sebuah katalisator, bukan hanya sekedar agen. Hal ini adalah mungkin karena bentonite dalam keadaan hidup.

Kebanyakan racun dalam tubuh mempunyai muatan positif (+), sedangkan bentonite mempunyai muatan listrik negatif (-), sehingga terjadi tarik-menarik dan racun tersebut tidak dapat bertahan, dikalahkan oleh bentonite.

Robert T. Martin, seorang ahli mineral dari MIT (Massassuchet Institute of Technology), menyatakan bahwa partikel bentonite menciptakan area permukaan yang besar, sebanding dengan volume yang digunakan. Permukaan yang besar ini yang mempunyai kekuatan untuk menarik muatan positif pada partikel atau racun.
Dalam penelitiannya untuk memindahkan racun kimia pada tubuh, ditemukan adanya jenis bentonite tertentu yang khusus “mempunyai muatan” dan memberikan hasil dengan cepat, suatu metode yang tidak mahal dan dapat memindahkan racun dengan cara yang nyaman dan dapat dilakukan di rumah sendiri. Tidak hanya jumlah bentonitenya saja yang penting tetapi juga lama waktu berendam dengan bentonite dalam bath tub juga merupakan salah satu faktor dalam proses detoksifikasi ini. Ditambahkan herbal dan rempah yang spesifik yang diketahui juga mempunyai kemampuan untuk membuang racun kimia, asap polusi, sampah logam, dan lain-lain yang terdapat pada rokok, tembakau dan obat-obatan. Benar-benar menjanjikan, hanya dengan satu kali berendam!

Racun pada Rokok
Kita mengetahui bahwa merokok adalah kebiasaan yang harus “ditendang”. Dengan membaca artikel ini diharapkan paling tidak anda mempunyai hasrat untuk membersihkan racun kimia keluar dari tubuh dengan cara yang mudah dan cepat…demi kesehatan anda sendiri! Sudah terbukti faktanya bahwa merokok adalah mematikan. Rokok adalah salah satu faktor penyebab kematian di AS, 17,2 % kematian diakibatkan oleh rokok setiap tahunnya. 85 % kanker paru erat kaitannya dengan rokok dan 85 % kematian karena COPD adalah akibat langsung dari merokok. Sementara itu, The American Lung Association melaporkan bahwa 350.000 orang Amerika mati karena rokok setiap tahunnya.

Tidak hanya rokok yang beresiko bagi anda sendiri, tapi perokok pasif juga. Para perokok pasif ini juga terkait dengan ancaman penyakit. Di duga, hal ini memegang peranan terhadap 50.000 orang yang mati setiap tahunnya di seluruh AS. Bahan baku dalam rokok adalah suatu sinyal yang mengandung bahaya : sejenis gas tertentu yang belum diketahui efeknya, tembakau yang mengandung nikotin, gas CO, zat karsinogenik (termasuk polinuklir aromatik hidrokarbon dan krom heksavalen), cadmium, timbal, nikel, arsen, tar, asam sianida, komponen radioaktif, pestisida dan unsur bahaya lainnya.

Dosis Tinggi Nikotin Beraksi Sebagai Zat PenekanMeskipun nikotin memberikan efek merangsang, dalam dosis besar, ia beraksi sebagai zat penekan. Nikotin membuat pompa jantung lebih cepat dan bekerja lebih keras, menambah peluang terkena penyakit jantung. Kebanyakan perokok mengklaim bahwa rokok membuat mereka relaks, padahal nyatanya nikotin menyebabkan debaran jantung dan rasa kecanduan/ketagihan. Nikotin bekerja seperti heroin, kokain dan alkohol. Faktanya, ketika nikotin disuntikkan secara intravena, banyak dari mereka tak dapat merasakan perbedaan antara efek nikotin dan kokain. Nikotin memberikan sensasi yang menyenangkan dan ketergantungan fisik karena beroperasi (bekerja) melalui sistem saraf pusat.

Karbon monoksida (CO) ketika bergabung dengan Hemoglobin (Hb) akan terangkut ke seluruh tubuh dan CO juga menyebabkan penumpukan (deposit) kolesterol pada dinding arteri. Dua faktor inilah yang meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke. Pada penelitian, ditemukan bahwa CO menjadi salah satu faktor pada kasus-kasus anemia, angina pectoris, asma, bronkhitis, emfisema, sakit kepala, kehilangan memori dan gangguan pernafasan.

Asam sianida, zat kimia beracun yang terkandung dalam rokok, menyebabkan bronchitis dengan cara menimbulkan inflamasi pada bronchus. Asam sianida adalah gas kamar yang digunakan dalam peperangan. Dia merusak bagian seperti rambut kecil pada paru-paru yang bertugas sebagai pembersih, sehingga zat-zat beracun menumpuk dalam paru-paru. Cadmium terkait dengan rambut rontok, anemia, sakit kepala, gangguan sistem imun, kerusakan hati dan ginjal, tekanan darah rendah dan kulit kering. Sedangkan krom-heksavalen (pada tembakau) juga beracun dan menyebabkan karsinogenik (zat pencetus kanker) dan terkait dengan kerusakan saluran cerna (gastro-intestinal).

Racun pada logam timbal berhubungan dengan tingkah laku agresif, kenakalan dan cari-cari perhatian (masalah) pada remaja laki-laki usia 7-11 tahun. Level IQ juga lebih rendah. Selain itu, timbal erat kaitannya dengan anemia, kram, rasa lelah, sakit kepala, sulit tidur, mual, muntah, tubuh yang lemah. Tembakau rokok juga mengandung arsen (racun semut putih).

Michael Castleman, managing editor majalah Medical Self Care menulis artikel tentang penelitian yang memuat bahwa pada asap rokok ditemukan komponen radioaktif. Sementara itu, Steven R. Schechter, N.D., pengarang Fighting Radiation with Foods, Herbs & Vitamins, mengemukakan bahwa “rokok adalah radioaktif”, seorang perokok yang menghabiskan satu bungkus per hari telah tercemar kira-kira sejumlah radiasi setara dengan 300 kali di rontgen (di sinar-x ) dadanya dalam setahun !

Tar berwarna hitam, sejenis zat yang lengket, yang banyak mengandung racun kimia, penyebab utama kanker paru-paru dan tenggorokan. Juga menyebabkan noda coklat kekuning-kuningan pada jari, gigi dan jaringan paru-paru serta atap ruangan di mana orang-orang merokok dengan kuat.

Ada banyak formula untuk detoksifikasi. Hanya dengan SEKALI BERENDAM, akumulasi racun kimia dan logam selama bertahun-tahun akan dikeluarkan! Anda dapat lihat sendiri hasilnya! Bentonite clay-nya akan berubah dari abu-abu muda menjadi coklat gelap atau hitam, dan pada beberapa kasus akan ditemukan sejenis zat hitam lengket seperti tar pada dasar bath tub!

Modifikasi dan Karakterisasi Bentonit Sebagai Pemecah Masalah Air

Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan bagi seluruh makhluk hidup di bumi. Perkembangan industri yang semakin pesat di Indonesia menyebabkan semakin meningkatnya jumlah dan jenis polutan yang mencemari lingkungan perairan. Limbah fenolik merupakan salah satu jenis kontaminan air berbahaya yang telah terdaftar dalam 126 polutan prioritas oleh US EPA sejak tahun 1977. Limbah fenolik bersifat toksik, persisten dan bioakumulatif bahkan pada konsentrasi kecil. Oleh sebab itu, pengolahan limbah cair fenolik sangat penting untuk dilakukan.
Salah satu cara pengolahan limbah cair fenolik terbaik adalah menggunakan pengolahan kimiawi dengan pereaksi Fenton. Pereaksi Fenton terdiri dari oksidator hidrogen peroksida (H2O2) dan katalis ion Fe(II) . Reaksi Fenton menghasilkan spesi radikal hidroksil (.OH) dan hidroperoksil (.OOH) yang dapat memecah struktur senyawa fenolik menjadi asam-asam alifatik yang lebih ramah lingkungan bahkan mampu mendegradasi total senyawa fenolik menjadi CO2 dan H2O.
Pengembangan reaksi Fenton homogen menjadi reaksi foto-Fenton heterogen saat ini banyak diteliti untuk menggantikan penggunaan katalis ion Fe(II) yang mudah teroksidasi menjadi ion Fe(III). Katalis heterogen padat dapat dibuat dengan menyisipkan polikation besi (III) oksida ke dalam struktur senyawa aluminasilikat seperti bentonit dan zeolit. Bentonit merupakan tanah lempung (clay) dengan kandungan utama mineral montmorillonit. Di Indonesia, bentonit alam terdapat dalam jumlah yang melimpah. Kementerian ESDM (2010) memperkirakan bahwa cadangan bentonit di Indonesia mencapai 610 juta ton.
Riset ini bertujuan untuk melakukan modifikasi terhadap bentonit alam Tapanuli menjadi bentonit terpilar besi (III) oksida (Fe-bentonit). Fe-bentonit yang dihasilkan kemudian diuji kemampuan katalisisnya dalam reaksi foto-Fenton untuk mendegradasi dua senyawa fenolik sederhana, yaitu fenol dan 4-klorofenol. Diharapkan pembuatan katalis Fe-bentonit dapat meningkatkan daya guna dan nilai jual dari bentonit alam Indonesia serta dapat mengatasi masalah pencemaran air oleh limbah fenolik.
Referensi :
Kementerian ESDM. (2010). Indikator Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian ESDM.
- See more at: http://www.sobatbumi.com/inspirasi/view/630/Ringkasan-Eksekutif-Modifikasi-dan-Karakterisasi-Bentonit-Tapanuli-Terpilar-Fe-III-Oksida-Fe-Bentonit-sebagai-Katalis-Reaksi-Foto-Fenton-Degradasi-Fenol-dan-4-Klorofenol#sthash.Yn6rLnoX.dpuf

Jumat, 25 Oktober 2013

Manfaat Tanah Liat Bentonit untuk menjaga kesehatan

Manfaat Tanah Liat Bentonit untuk menjaga kesehatan 
Status kesehatan organisme tubuh harus dijaga pada kadar tertinggi. Hal ini sangat penting karena setiap orang bisa dipengaruhi oleh beberapa kondisikesehatan yang menurun, jadi menjaga sel-sel tubuh atau meningkatkankesehatan organisme tubuh  adalah sangat penting. Walaupun sebenarnya beberapa kondisi tidak dapat dihindari jika sudah terjadi, tetapi ada sebuah upaya dan tindakan yang dapat mencegah  sebisa mungkin, dengan selalu menerapkan untuk selalu mengadopsi pola hidup sehat.

Metode menjaga organisme agar selalu sehat



Apa yang bisa dilakukan untuk menjaga organisme agar selalu sehat? Ada beberapa langkah yang mungkin terdengar sederhana di awal, tetapi sebenarnya, tindakan itu sulit untuk merealisasikan. Kontrol makan adalah salah satu hal yang paling penting yang perlu dilakukan untuk menjaga organisme agar selalu sehat. Menu makan harus sehat dan seimbang, yang berarti bahwa ada beberapa waktu yang harus dihabiskan untuk mengkonsumsi makanan sehat seimbang pada menu sehari-hari. Namun yang mungkin menjadi masalah karena kurangnya waktu adalah masalah kebanyakan orang. Menu seimbang harus mencakup semua nutrisi dalam jumlah yang tepat (karbohidrat,protein, lemak, mineral dan vitamin) dan untuk mencapai itu, grafik gizi harus digunakan.

Hal lain yang harus dilakukan adalah aktivitas fisik secara teratur. Ini tidak berarti bahwa itu harus sesuatu yang berat dan mengerahkan banyak tenaga, kadang-kadang beberapa aktivitas ringan adalah semua yang diperlukan untuk menjaga metabolisme selalu aktif. Menggunakan suplemen tertentu bersama dengan makanan sehat juga merupakan hal yang dianjurkan. Beberapa merek teh atau teh hijau yang sangat membantu untuk fungsi tertentu dari organisme. Mereka dapat membantu dengan proses pencernaan, dengan kondisi seperti diare dan sembelit, beberapa teh sangat baik untuk inhalasi nasal bagi orang yang memiliki masalah pernapasan

Membersihkan Racun Dalam Tubuh

Tubuh dapat dan harus dibersihkan dari waktu ke waktu. Ketika pembersihan atau detok, kebanyakan orang berpikir tentang pembersihan usus, yang merupakan proses pembuangan bahan-buang terakumulasi dalam usus besar dan penumpukan racun di usus. Tapi proses membersihkan juga dapat dilakukan untuk racun dalam organisme.

Misalnya, ada manfaat yang besar dari tanah liat bentonit yang memiliki fokus satu-satunya  penghapusan racun dalam saluran usus. Ketika dikombinasikan dengan sekam psyllium, penyerapan toksin dalam tubuh dinaikkan pada kadar tinggi. Tanah liat bentonit tidak diserap dalam organisme dan karena itu, tidak dapat menciptakan bahaya apapun, hanya efek positif yang hadir untuk kesehatan. Alasan utama Tanah liat bentonit sangat efektif berkaitan dengan pembersihan racun dalam organisme, fakta bahwa Tanah liat bentonit memiliki muatan listrik negatif. Karena sebagian besar racun dibebankan dalam listrik positif, itu jelas mengapa tanah liat bentonit sangat membantu organisme kita menjadi sehat begitu mudah.


Tanah Liat Bentonit Terhidrasi 

Bentonit terhidrasi adalah tanah liat yang berasal dari abu vulkanik. Hal ini sering digunakan sebagai pengental dalam masker wajah karena menyerap kelebihan minyak dan kotoran dari kulit. Penggunaan internal abu vulkanik kembali ke masyarakat adat dari Pegunungan Andes yang tinggi, suku di Afrika Tengah, dan suku Aborigin Australia. Ketika dikonsumsi secara internal, itu bertindak seperti spons untuk mengikat dan menghilangkan zat non-gizi dan berbahaya dari usus besar. Hal ini dapat menyerap 180 kali atau lebih beratnya sendiri dari racun dalam usus. Bentonit terhidrasi dibuat dengan menangguhkan microfine, USP-kelas tanah liat bentonit dalam air murni. Bentonit biasanya diambil dengan bubuk psyllium.

Campur dua sendok makan tanah liat dengan empat ons air dan empat ons jus apel segar. aduk selama lima menit sebelum di minum, bentonit yang tidak diaduk akan mengendap dalam dasar gelas.

Psyllium Husk Powder

Psyllium akan mengembang 40 sampai 60 kali beratnya ketika ditambahkan cairan. Psyllium mengikat kotoran dan racun ketika bergerak melalui saluran usus, Psyllium akan semakin mengembang karena menyerap air dan bahan limbah beracun di dalam perut. Ini membentuk massa, lembut besar yang melewati usus besar lebih cepat (mengikat limbah beracun yang berpotensi tinggal di usus besar) dan membuang dari dalam usus besar lebih lancar dan mudah. Tanah liat bentonit dan psyllium bekerja sama secara sinergis dengan cepat dan efisien mengeluarkan racun dan bahan berlendir. Psyllium tidak dicerna dalam usus kecil, namun sebagian dipecah dalam usus besar, di mana ia bertindak sebagai sumber makanan bagi bakteri baik dalam usus.

Cara terbaik untuk konsumsi bubuk psyllium adalah untuk mencampur dua sendok teh dengan enam ons susu kedelai hangat kemudian minum dengan cepat, karena campuran ini akan menggumpal dengan cepat!. (thenaturalguide/Dan berbagi sumber)

Rabu, 23 Oktober 2013

PENGGUNAAN ADSORBEN SEBAGAI ALTERNATIF PENGOLAHAN LIMBAH ZAT PEWARNA TEKSTIL


PENGGUNAAN ADSORBEN SEBAGAI ALTERNATIF
PENGOLAHAN LIMBAH ZAT PEWARNA TEKSTIL



1. Adsorben Zeolit
Zeolit mempunyai rumus umum M2nO.Al2O3.xSiO2.yH2O, mempunyai struktur
primer yang terdiri dari tetrahedral dengan 4 atom oksigen yang mengelilingi atom
silikon sebagai pusat. Struktur primer dihubungkan oleh oksigen dengan struktur
primer yang lain membentuk struktur sekunder. Zeolit dapat digunakan sebagai
adsorben karena merupakan polimer anorganik yang tersusun dari satuan berulang
berupa tetrahedral SiO2 dan Al2O3. Polimer yang terbentuk merupakan jaringan
tetrahedral 3 dimensi , yang mempunyai saluran pori atau rongga yang tersusun
beraturan.
Untuk meningkatkan daya adsorpsinya, zeolit alam perlu diaktivasi, baik secara
kimia maupun secara fisika. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan perendaman
dengan larutan asam florida untuk mengurangi kadar Silikon pada zeolit. Selanjutnya
dilakukan perendaman dengan asam klorida yang menyebabkan oksida- oksida
aluminium, kalsium, besi maupun magnesium yang tadinya mengisi pori menjadi larut
dan pori menjadi kosong, selanjutnya permukaan zeolit akan mengikat ion H+
yang
berasal dari asam (Ambarwati S, 2004, 15). Keberadaan ion H+
pada permukaan
zeolit akan menyebabkan zeolit menjadi aktif karena mempunyai situs H+
aktif. Ion H+
inilah yang nantinya akan berfungsi menjadi penukar ion bila proses adsoprsi berbasispada pertukaran ion. Bila proses adsorpsi merupakan penjebakan dalam pori, maka ion
H
+
akan terdesak keluar. Proses adsorpsi logam (kation) pada zeolit umumnya
merupakan reaksi pertukaran ion.


2. Adsorben Bentonit
Salah satu bahan alam yang dapat digunakan pada pengelolaan limbah adalah
bentonit. Bentonit alam adalah sejenis lempung yang mengandung mineral
monmorilonit sekitar 85 %. Secara umum monmorilonit mempunyai luas permukaan
antara 500-800m2
/ gram (Tejoyuwono, 199:106). Rumus molekul monmorilonit adalah
(OH)4 Si8Al4O20 .xH2O (Bowles: 1991: 159) terdiri dari lapisan- lapisan yang berjarak
antara beberapa angstrom. Diantara lapisan- lapisan tersebut berbentuk pori, pori inilah
yang akan dimasuki oleh partikel gas pada proses adsorpsi.
Bentonit merupakan smektit, suatu mineral alumino silikat dengan struktur lapis
2 : 1. Untuk memahami proses adsorpsi, situs aktif bentonit dibedakan atas situs muka
dan situs tepi. Kedua situs ini merupakan permukaan eksternal. Situs muka
(disimbolkan X-
) selalu memiliki muatan negatif akibat substitusi isomorfik Si4+ oleh
Al3+, di mana muatan negatif satu terjadi di setiap substitusinya (Schulze, 1989).
Sebaliknya situs tepi mineral lempung merupakan situs yang muatannya bervariasi
tergantung pada harga pH, bermuatan positif pada pH rendah dan bermuatan negatif
pada pH tinggi sebagai akibat protonasi dan deprotonasi gugus hidroksil permukaan
(SOH) (Sposito, 1985). Reaksi protonasi dan deprotonasi SOH dapat dinyatakan oleh
persamaan berikut:
Pada pH rendah: SOH + H+
SOH2
+
....................................................... (1)
Pada pH tinggi: SOH + OH¯ SO¯ + H2O. ............................................(2)
Untuk struktur lapis 2 : 1, tumpukan antar unit struktur dasar mengakibatkan
dekatnya letak dua atom oksigen dari lapis tetrahedral yang bersinggungan, sehingga
unit struktur dasar tersebut saling bertolakan (Foth dan Turk, 1972) dan mengakibatkan
mengembangnya mineral lempung sehingga terbentuk satu situs aktif ekstra yang
disebut situs antar lapis (permukaan internal). Adanya situs antar lapis ini merupakan
ciri khusus dari mineral lempung dengan struktur lapis 2 : 1 (Sainz-Diaz et al. 2001;
Dufrêche et al. 2001, Borchardt 1989, Sposito, 1984).

Selasa, 22 Oktober 2013

SINTESIS PILLARED-BENTONITE DAN APLIKASINYA

pilarisasi adalah penyisipan molekul, ion atau senyawa berukuran besar dan rigid ke dalam antar lapis senyawa berstruktur lapis seperti lempung Bentonit sehingga terbentuk suatu bahan berstruktur pori dengan sifat-sifat fisiko kimiawi yang baik. Pilarisasi menjadi mungkin apabila terjadi kombinasi yang tepat antara bahan inang dan tamu. Dalam penelitian ini digunakan Bentonit (montmorillonit) sebagai bahan inang dan berbagai oksida anorganik sebagai pilar. Bentonit (Montmorillonit) merupakan mineral lempung berstruktur lapis dengan tipe 2: 1. Lempung Bentonit memiliki lapisan-lapisan silikat bermuatan negatif dengan kation-kation di dalam antar lapisnya dan memiliki kemampuan mengembang, sifat penukar ion, luas permukaan yang besar dan sebagainya sehingga kajian proses-proses fotokromisme dan non linear optik sangat menarik untuk dipelajari. Dalam laporan penelitian tahun kedua ini dibahas sintesis lempung terpilar dengan menggunakan bahan baku Bentonit sebagai bahan berstruktur lapis dan oksida-oksida anorganik Fe203 dan Al203 sebagai pilar serta aplikasi bahan tersebut sebagai bahan fotofungsional dan non linear optik. Sintesis Fe203 -Pillared Bentonite (Perbaikan), Sintesis Bentonit Terpilar Oksida Besi diawali dengan pembuatan suspensi Na-Bentonit, yang dibuat dari pencampuran 8 9 Na-Bentonit dengan 400 mL air bebas ion (perbandingan 2% berat) yang diikuti dengan pengadukan selama 24 jam tanpa pemanasan. Suspensi Na-Bentonit selanjutnya ditambahkan ke dalam larutan oligomer (agen pemilar besi) secara bertetes-tetes sampai habis kemudian diaduk selama 24 jam pada temperatur kamar. Setelah pengadukan 24 jam selesai dilakukan maka larutan hasil interkalasi ini didiamkan pad a temperatur kamar selama 24 jam, kemudian dilakukan sentrifugasi satu kali selama 20 menit. Sentrifugasi yang dilakukan bertujuan untuk memisahkan Fe-Bentonit dari larutan oligomer. Fe-Bentonit yang diperoleh selanjutnya disaring dengan penyaring Buchner dan sedimen yang diperoleh dicuci beberapa kali dengan air bebas ion sampai jernih dan filtrat bebas dari ion klorida. Pengujian dilakukan dengan larutan AgN03 yang diteteskan ke dalam filtrat hasil penyaringan. Tes negatif filtrat terhadap larutan AgN03 yang ditandai dengan tidak terbentuknya endapan putih AgCl, menunjukkan bahwa sedimen tersebut telah bebas dari ion klorida. Sedimen yang diperoleh dikeringkan dalam oven pada temperatur 100°C kemudian digerus dan diayak 270 mesh. Selanjutnya dikalsinasi pada temperatur 200°C selama 10 jam. Hasil kalsinasi yang diperoleh sebanyak 5 g dan diberi nama Fe203-Pillared Bentonite. Sintesis Al203-Pillared Bentonite, sebanyak 5 g lempung bentonit didispersikan ke dalam 250 mL air bebas ion dan diaduk selama 2 jam. Suspensi ini kemudian direaksikan dengan larutan pemilar yang telah didiamkan selama 10 hari -selama 2 jam pada temperatur kamar. Larutan pemilar dibuat dengan mereaksikan larutan AlCl36H2O 0,4 M dengan larutan NaOH 0,4 M (rasio OH/Al = 2,0). Hasil reaksi lempung dengan agen pemilar dibiarkan selama 24 jam dan kemudian disaring sambil dicuci dengan air bebas ion. Setelah lempung bebas ion chlor, kemudian lempung dikalsinasi selama 2 jam pada suhu 250, 350 dan 400°C. Produk kalsinasi dikarakterisasi dengan alat karakterisasi, seperti XRD, FTIR, dan Gas Sorption Analyzer. Sintesis Bentonite-Azobenzena dan reaksi fotokromismenya, sebanyak 3,0 gram Na-Bentonit yang telah didispersikan ke dalam air, dimasukkan ke dalam larutan azobenzena 0,02 M. Larutan azobenzena dibuat dengan cara melarutkan 0,656 gram azobenzena ke dalam 30 mL akuades dan 120 mL etanol 80%. Sistem dispersi diaduk sambi! dipanaskan pada temperatur 70°C selama 24 jam. Setelah pengadukan selesai, dispersi disaring dan bagian padatnya dikeringkan. Padatan kering yang diperoleh dikarakterisasi dengan spektrofotometer IR, XRD dan Gas Sorption Analysis dan selanjutnya didispersikan kembali ke dalam akuadest, diaduk selama beberapa hari, kemudian diambil beberapa mL dengan pipet dan diteteskan ke atas kaca preparat untuk kepentingan studi fotokromisme. Film yang terbentuk diradiasi dengan lampu ultraviolet dan diamati perubahan absorbansinya dengan bantuan spektrofotometer. Sintesis Pillared-Bentonite-Azobenzena dan reaksi fotokromismenya, Kedalam bentonit terpilar oksida titan dan aluminium diinterkalasikan spesies fotokromik, azobenzena (tersedia secara komersial) dengan metoda padat-cair (pillared bentonite didispersikan kedalam larutan jenuh azobenzena dalam aseton). Produk yang terbentuk dikarakterisasi dengan bantuan spektrofotometer IR. Tahap selanjutnya dibuat film tipis dari produk tersebut dengan cara mendispersikannya kedalam air kemudian diteteskan diatas kaca preparat. Film tersebut diradiasi dengan sinar ultra violet yang berasal dari lampu merkuri pada panjang gelombang 400 nm selama beberapa menit. Perubahan reaktan menjadi fotoproduk ( perubahan transcis) diikuti dengan spektrofotometer uv. Dalam penelitian ini akan digunakan juga pazobenzena murni sebagai pembanding. Sintesis Bentonite-para-Nitroanilin dan reaksi SHG (Second Harmonic Generation)-nya, H-Bentonit yang diperoleh dari pengasaman Na-Bentonit dipergunakan sebagai bahan inang senyawa p-Nitroanilin. 16 gram p-nitroanilin dilarutkan ke dalam 250 mL etanol absolut sehingga diperoleh larutan p-nitroanilin dalam etanol dengan konsentrasi 0,4 M. Ke daiam larutan etanol tersebut didispersikan 10 gram H-Bentonit. diaduk selama 4 hari di bawah pengaruh medan listrik, kemudian disaring dan dikeringkan. Produk yang diperoieh dicuci dengan n-heksan beberapa kali kemudian dikeringkan. Setelah kering bahan tersebut didispersikan ke dalam air. Dari sistem dispersi itu dengan bantuan pipet diambil beberapa mL kemudian diteteskan ke atas kaca preparat, dikeringkan dengan diangin-angin sehingga terbentuk suatu film tipis. Filim ini dipergunakan untuk studi SHG. Sintesis Pillared-Bentonite-para-Nitroanilin dan reaksi SHG (Second Harmonic Generation)-nya, Para-nitroanilin (tersedia secara komersial) diinterkalasikan kedalam Bentonit terpilar oksida titan dan aluminium. Agar arah dipole p-nitroanilin menjadi teratur. maka proses interkalasi harus dilakukan di dalam medan listrik. Apabila tidak ada medan listrik, arah dipole p-nitroanilin cenderung tidak teratur. Ketidak teraturan dipol menyebabkan p-nitroanilin tidak memperlihatkan gejala SHG. Setelah p-nitroanilin terinterkalasi kedalam pori-pori pillared bentonite, selanjutnya diradiasi dengan sinar laser dengan panjang gelombang 1,34 mm (tersedia di Lab Fisika-UGM). Frekuensi sinar laser sebelum dan sesudah radiasi dicatat. Hasil dan Pembahasan Sintesis Bentonite Terpilar Fe203 (Perbaikan), hasil karakterisasi dengan metode difraksi sinar-x memperlihatkan adanya pelebaran refleksi di daerah refleksi bidang 001 yang mengindikasikan terbentuknya struktur rumah kartu. Proses pilarisasi juga menyebabkan peningkatan luas permukaan spesifik serta volume total pori. Luas permukaan spesifik dari Bentonit terpilar Fe203 lebih besar dari pada luas permukaan spesifik Na-Bentonit. Hal ini terjadi karena selain adanya proses pilarisasi juga terbentuk struktur rumah kartu. Proses pilarisasi menyebabkan timbulnya pori baru dengan ukuran mikropori, sedangkan struktur rumah kartu menyebabkan adanya pori dengan ukuran mesopori sehingga memberikan kontribusi terhadap peningkatan luas permukaan spesifik. Hal ini didukung dari data volume total pori yang menunjukkan bahwa volume total pori pada Bentonit terpilar Fe203 lebih besar daripada volume total pori dari Na-Bentonit, yang berarti bahwa pilarisasi Fe203 ke dalam antar lapis silikat dapat meningkatkan porositas Bentonit. Sintesis lempung terpilar Al203, Hasil karakterisasi difraksi sinar-x memperlihatkan bahwa pilarisasi menyebabkan kenaikan jarak bidang 001, sedangkan analisis infra merah tidah dapat dipergunakan sebagai acuan untuk menentukan apakah pilarisasi sudah berhasil atau belum. Data analisis yang mendukung hasil difraksi sinar-x adalah analisis porosimetri. Masing-masing lempung terpilar oksida aluminium yang telah didapatkan kemudian dikalsinasi lebih lanjut pada temparatur 350 dan 400°C. Hal yang sarna juga dilakukan terhadap Na-Bentonit. Dari hasil karakterisasi dengan metode difraksi sinar-x tampak bahwa Na-Bentonit relatif tidak stabil terhadap pemanasan di atas 250°C, sedangkan Bentonit terpilar oksida aluminium masih cukup stabil sampai temperatur 400°C. Sintesis Bentonite-Azobenzena dan reaksi fotokromismenya, Interkalasi Azobenzena ke dalam antarlapis bentonit mengakibatkan perubahan basal spacing bentonit dari 14,78 Ã… menjadi 16,34 Ã…. Interkalasi juga mengakibatkan penurunan luas permukaan spesifik bentonit dari 90,06 m2/g menjadi 9,74 m2/g serta volume total pori bentonit dari 60,93 x 10-3 mL/g menjadi 13,47 x 10-3 mL/g. Keberhasilan ineterkalasi azobenzena juga dapat dilihat walaupun tidak begitu tajam- dari spektra inframerah senyawa komposit AzobenzenaNa-Bentonit. Studi fotokromisme terhadap sistem komposit tidak berhasil karena sistem film yang diperoleh tidak begitu baik kualitasnya serta intensitas radiasi ultravolet yang dipergunakan kurang begitu kuat sehingga kemungkinan fotoproduk yang terbentuk sangat sedikit dan juga kurang stabil. Sintesis TiO2-Pillared Bentonite-Azobenzena dan Reaksi Fotokromismenya, hasil karakterisasi dengan spektroskopi inframerah terhadap TiO2-Bentonit, TiO2-Bentonitt-azobenzena dan azobenzena terlihat bahwa terjadi peningkatan kuat ikatan antara 0 dan Al setelah senyawa azobenzena masuk dalam lempung bentonit terpilar TiO2. Hal tersebut ditandai dengan bergesemya bilangan gelombang dari 470,6 cm-1 menjadi 478,3 cm-1 dan diperkuat oleh adanya pergeseran bilangan gelombang dari 530,4 cm-1 menjadi 536,2 cm-1. Bergesemya bilangan gelombang dari 1049,2 cm-1 menjadi 1051 cm-1 dan diperkuat oleh pergeseran bilangan gelombang dari 530,4 cm-1 menjadi 536,2 cm-1 menyatakan bahwa kekuatan ikatan Si-O juga mengalami peningkatan. Tingkat kenaikan kekuatan belum dapat dijelaskan secara kualitatif. Terjadinya penurunan serapan pada bilangan gelombang dari 3438,3 cm-1 menjadi 3423,4 cm-1 menyatakan bahwa te~adi melemahnya kuat ikatan OH, sehingga dimungkinkan terjadi penurunan kadar air dalam lempung bentonit terpilar TiO2 setelah azobenzena terinklusi. Hasil analisis terhadap porositas bentonit terpilar TiO2 dan TiO2-bentonitazobenzena menunjukkan bahwa sebagian azobenzena telah terinklusi ke dalam bentonit terpilar TiO2. Hal ini ditandai oleh penurunan luas permukaan spesifik (dari 222,09 m2/g menjadi 171,42 m2/g) yang berarti terjadi penurunan luas permukaan spesifik sebesar 22.82 %, didukung pula oleh penurunan volume total pori (dari 182,23x10-3 cc/g menjadi 141,47x10-3 cc/g) yang berarti terjadi penurunan sebesar 22,37%. Untuk mengetahui letak azobenzena dalam pori lempung bentonit terpilar TiO2. maka dilakukan analisis distribusi pori lempung bentonit terpilar TiO2 dan lempung bentonit terpilar TiO2-azobenzena. Studi fotokromisme terhadap sistem komposit ini tidak membawa hasil yang memuaskan karena seperti kasus terdahulu, film yang terbentuk kurang bagus kualitasnya.serta intensitas sinar ultraviolet yang digunakan sebagai peradiasi kurang tinggi sehingga fotoproduk yang terbentuk sangat sedikit dan kurang stabil sehingga cenderung untuk kembali ke bentuk reaktannya. Sintesis Al203-Pillared Bentonite-Azobenzena dan reaksi fotokromismenya, reaksi antara azobenzena dengan Al203-Bentonit menghasilkan suatu suspensi yang berwama kuning disebabkan oleh gugus berwama azo pada senyawa azobenzena tersebut. Sifat hidrofob yang terdapat pada Al203-bentonit merupakan salah satu parameter di dalam pengintroduksian azobenzena ke dalam porinya. Secara umum modifikasi sifat hidrofob pada lempung adalah untuk menjadikannya lebih bersifat organofilik. Dengan kondisi seperti ini lempung menjadi lebih selektif untuk mengadsorp senyawa organik. Metode analisis utama yang digunakan untuk mengarakterisasi Al203-bentonit yang telah terinklusi azobenzena adalah melalui analisis sorpsi gas serta spektroskopi inframerah. Analisis sorpsi gas akan memberikan informasi mengenai keadaan porositas dari sistem lempung-azobenzena dibandingkan dengan lempung dalam keadaan terpilar saja. Sistem tersebut seringkali disebut sebagai hybrid material. Data tersebut menunjukkan terjadinya penurunan luas permukaan spesifik dari sekitar 170 m2/g menjadi 164 m2/g. Sementara itu hasil volume pori berkurang menjadi 0.08 mL/g dari 0,09 mL/g. Hal ini membuktikan bahwa proses interkalasi telah berhasil memasukkan senyawa organik azobenzena ke dalam pori-pori lempung terpilar. Namun berdasarkan data yang diperoleh, tidak ada bukti pendukung yang signifikan yang dapat menerangkan bag aim ana keadaan molekular senyawa tersebut di dalam pori lempung. Studi fotokromisme terhadap sistem komposit ini tidak membawa hasil yang memuaskan karena seperti kasus terdahulu, film yang terbentuk kurang bagus kualitasnya serta intensitas sinar ultraviolet yang digunakan sebagai peradiasi kurang tinggi sehingga fotoproduk yang terbentuk sangat sedikit dan kurang stabil sehingga cenderung untuk kembali ke bentuk reaktannya. Sintesis Bentonite-para-Nitroanilin dan reaksi SHG (Second Harmonic Generation)-nya, hasil karakterisasi dengan x-ray, FTIR dan serapan gas nitrogen terhadap bentonit dan senyawa komposit bentonit-para nitroanilin menunjukkan bahwa para-nitroanilin telah terinterkalasi dengan baik di galeri bentonit (montmorillonit). Studi SHG terhadap sistem komposit ini tidak membawa hasil yang memuaskan karena film yang terbentuk tidak bag us kualitasnya. Sintesis TiO2-Pillared-Bentonite-para-Nitroanilin dan reaksi SHG (Second Harmonic Generation)-nya, pada tahap ini pori-pori lempung bentonit terpilar TiO2 dimanfaatkan sebagai inang senyawa p-nitroanilin melalui sebuah metode inklusi. Proses inklusi dilakukan dengan cara mendispersikan lempung bentonit terpilar TiO2 ke dalam larutan p-nitroanilin-etanol sambil diberi tegangan searah 1,5 V. Pemberian tegangan searah bertujuan supaya keberadaan senyawa p-nitroanilin di dalam pori-pori lempung terpilar mempunyai orientasi penataan yang seragam sehingga dapat menunjukkan gejala efek SHG. Analisis spektroskopi inframerah dilakukan untuk mengetahui keberadaan senyawa p-nitroanilin pada lempung terpilar TiO2. Selanjutnya untuk mengetahui bahwa senyawa p-nitroanilin telah terinklusi ke dalam pori-pori atau hanya teradsorpsi pada permuakaan lempung terpilar TiO2 dilakukan analisis luas permukaan dan porositas dengan Gas Sorption Analyzer. Dari spektra diatas terlihat bahwa p-nitroanilin telah berada pada lempung bentonit terpilar TiO2 yang ditunjukkan oleh vibrasi rentangan asimetri N-O pada bilangan gelombang 1541,0 cm-1 dan serapan khas aromatis benzena pada bilangan gel om bang 1508,2 cm-1. Karakterisasi secara porosimetri menunjukkan bahwa p-nitroanilin telah terinklusi ke dalam lempung bentonit terpilar TiO2 dan telah menutupi permukaan pori. Hal ini ditandai oleh penurunan luas permukaan spesifik sebesar 12,073 m2/g dan berkurangnya volume total pori sebesar 4,771 x 10-3 cm3/g. Bertambahnya rerata jejari pori sebesar 0,422 A setelah p-nitroanilin terinklusi menunjukkan bahwa pilar TiO2 yang terbentuk bersifat rigid. Studi non linear optic terhadap bahan ini tidak berhasil karena film yang dibuat memiliki kualitas yang tidak memadai untuk studi non linear optic. Sintesis Al203-Pillared-Bentonite-para-Nitroanilin dan reaksi SHG (Second Harmonic Generation)-nya, analisis spektoskopi infiamerah dilakukan untuk mengetahui keberadaan p-nitroanilin pad a lempung terpilar, namun tidak dapat diketahui apakah p-nitroanilin telah terinterkalasi atau hanya teradsorb pada permukaan lempung terpilar, oleh karena itu dilakukan pula analisis luas permukaan dan porositas. Data spektra inframerah menunjukkan bahwa p-nitroanilin telah terdapat pada lempung terpilar Al203, dengan serapan pada bilangan gelombang 1488,9 cm-1 yang dihasilkan oleh regangan cincin C=C, dan pada bilangan gelombang 1307,6 cm-1 yang dihasilkan oleh tekukan N-H dan regangan C-N. Data analisis porosimteri menunjukkan bahwa p-nitroanilin telah terinterkalasi ke dalam lempung terpilar Al203 dan telah menutupi permukaan pori. Hal ini ditandai oleh penurunan luas permukaan spesifik yang sangat drastis setelah pNA terinterkalasi ke dalam lempung terpilar, yaitu dari Luas Permukaan Spesifik =156,31 m2/g untuk lempung terpilar Al203 menjadi hanya sebesar 13,38 m2/g setelah pNA terinterkalasi. Fakta di atas didukung pula oleh data yang menunjukkan berkurangnya volume pori total yaitu dari Volume Total Pori = 85,02.10-3 cc/g sebelum pNA masuk menjadi 13,52.10-3 cc/g setelah pNA masuk ke dalam pori. Studi SHG terhadap sistem komposit ini tidak berhasil karena film yang terbentuk tidak memiliki transparansi yang baik serta kristalinitasnya relatif tidak begitu tinggi. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Bentonit terpilar oksida besi kemungkinan memiliki struktur rumah kartu (house of cards structure) yang ditandai oleh refleksinya yang melebar dalam difraktogram bentonit terpilar oksida besi. HasH ini sesuai dengan penelitian tahun pertama yang juga memperlihatkan fenomena struktur rumah kartu untuk bentonit terpilar oksida . besi. Walaupun terbentuk struktur rumah kartu namun bentonit terpilar oksida besi memiliki luas permukaan dan volume total pori yang lebih besar daripada bentonit tak terpilar. Bentonit terpilar oksida aluminium memiliki basal spacings, luas permukaan serta volume total yang lebih tinggi daripada bentonit tak terpilar. Baik benton it tak terpilar maupun bentonit terpilar memiliki kemampuan menadsorp senyawa fotokromik azobenzena serta. senyawa non linear optik paranitroanilin. Intensitas peradiasi sinar ultraviolet yang dipergunakan tidak cukup tinggi sehingga gejala reaksi fotokromik pada bentonit tak terpilar maupun terpilar tidak teramati. Senyawa komposit p-nitroanilin-Bentonit tak Terpilar dan p-nitroanilin-Bentonit Terpilar yang terbentuk memiliki kristalinitas serta transparansi yang kurang memenuhi syarat untuk pengamatan gejala non linear optic sehingga hasil pengamatan dengan laser tidak dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah.

Jumat, 18 Oktober 2013

Proses pengolahan bentonit untuk pemboran dan urea


Proses pengolahan bentonit untuk pemboran dan urea
Hasil bentonit dari tambang yang berupa bongkahan diangkut dengan truk menuju pabrik pengolahan dengan melalui beberapa proses yaitu penghancuran, pemanasan, penggilingan dan pengayakan. Untuk pengecilan ukuran, digunakan temperatur 480 F. tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air rata-rata 30% menjadi kadar air rata-rata sebesaar 8%. sedangkan penggerusan dan pengemasan, umumnya bentonit digerus sampai 200 mesh dengan micro grider dan untuk mendapatkan - 200 mesh digunakan classifier.Teknik pengolahan bentonit untuk keperluan sebagai berikut :A. Pembuatan Urea Molasses Block (Makanan Tambahan Untuk Ternak)bahan utama yang diperlukan antara lain mollasses (tetes tebu) sebagai sumber energi, pupuk urea sebagai sumber nitrogen (protein) dan bahan pengisi berupa dedak padi, dedak gandum, bungkil kelapa, bungkil biji kapuk, sebagai bahan pengeras dipakai bentonit, tepung batugamping dan sebagai bahan tambahan dipakai garam dapur dan mineral campuran.Proses pengolahan adalah sebagai berikut :
  1. Cara Dingin - Cara ini hanya digunakan dengan mencampur mollasses dan urea dengan bahan lain sebagai bahan pengisi, pengeras dan bahan tambahan lainnya sampai adonan menjadi merata kemudian dipadatkan dengan cetakan. Cara ini digunakan apabila mollasses yang diolah relatif sedikit.
  2. Cara Hangat - Mula-mula mollasses dipanaskan sampai suhu antara 400 C dan 500 C. Setelah tercapai kondisi suhu tersebut maka dicampur dengan urea, bahan pengisi pengeras dan bahan tambahan lainnya. Setelah adonan menjadi rata kemudian dicetak dan dipadatkan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
  3. Cara Panas - Pembuatan makanan ternak dengan cara panas dilakukan apabila jumlah mollasses (tetes tebu) dan bahan pengisi dipanaskan sampai suhu 1000 C - 1200 C selama 10 menit. Setelah adonan didinginkan sampai suhu 700 C maka adonan dicampur dengan urea dan bahan pengeras lainnya kemudian dituangkan ketempat percetakannya dan adonan tersebut diaduk terus agar tidak mengeras. Jumlah bentonit yang dicampurkan ke dalam adonan adalah sebanyak 2 - 6 % dari jumlah adonan.
B. Pembuatan Lumpur Pemboran.Pengecilan ukuran bentonit digunakan hammer hingga ukuran 0,25 inch. Selanjutnya dilakukan proses pengeringan dengan temperatur 480 F. Alat yang dipakai adalah Rotary Drier. Dengan adanya proses pengeringan ini diharapkan air dapat dikurangi dari kadar rata-rata 30 % menjadi rata-rata 8 %.Setelah proses pengeringan selesai selanjutnya dilakukan proses penggilingan dengan menggunakan mikro grinder sampai mencapai ukuran 200 mesh. Untuk ukuran sampai - 200 dapat digunakan alat Classifier ataupun Cyclone.Bentonit yang digunakan sebagai persyaratan lumpur pemboran adalah Bentonit jenis Na-Bentonit. Untuk bentonit jenis Ca-Bentonit, di dalam proses pengolahan dicampurkan dengan Sodium Karbonat atau Soda Abu (Na2CO3).Persyaratan Bentonit untuk lumpur pemboran :· America Petroleum Institute (API).
  • Kekentalan untuk larutan 10 gr dalam 350 ml air adalah > 8 Cp
  • Hilang dalam penyaringan melalui kertas pelapis (filter)
  • Sisa yang tertampung oleh 200 mesh adalah < 2,5 %
  • Kandungan uap air (kelembaban) adalah < 12 %
  • Oil Companies Materials Association (OCMA).
  • Kekentalan dalam larutan 6,5 gr bentonit dalam 100ml cairan dasar adalah >15 Cp.
  • Hilang melalui kertas filter untuk larutan 7,5 gr dalam 100 ml air adalah <15 ml.
  • Kandungan uap air adalah < 15 %
  • Sisa pada 200 mesh pada penyaringan basah adalah < 2,5 %.
  • Lepas dari 100 mesh pada penyaringan kering adalah > 98 %

Teknik pengolahan bentonitTeknik pengolahan bentonit


Rabu, 16 Oktober 2013

Bentonit Untuk Bahan Pakan Ternak

Bentonit Untuk Bahan Pakan Ternak


Pakan merupakan salah satu faktor penentu bagi berkembangnya suatu usaha peternakan. Ternak membutuhkan pakan untuk kebutuhan hidup dan produksinya.

Pakan yang berkualitas dapat ditunjang oleh bahan baku yang berkualitas dan pengolahan yang baik. Pemberian pakan disesuaikan kepada kebutuhan dan jenis ternak itu sendiri. 

Pada peternakan unggas (poultry), pakan dapat berbentuk mash, pelet atau crumble yang disesuaikan dengan ternak yang mengkonsumsinya (pedaging atau petelur).

Pakan dalam bentuk pelet umumnya diaplikasikan untuk ternak unggas atau perikanan, hal ini disebabkan pakan dalam bentuk pelet lebih meningkatkan konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan dapat menurunkan konversi pakan jika dibandingkan dengan pakan dalam bentuk mash (Hamilton dan Proudfoot, 1994).

Pelet yang terbentuk hendaknya kuat dan kokoh agar tidak mudah hancur.
Untuk menghasilkan pelet yang kuat dan kokoh diperlukan bahan perekat yang ditambahkan pada proses pembuatan pelet. Salah satu bahan perekat yang umum digunakan adalah bentonit.

Bentonit merupakan mineral tanah liat (monmorilonit atau alumunium silikat) yang mengandung tempat pertukaran ion dan permukaan aktif karena mempunyai kation-kation seperti Na+, Ca2+, dan Mg2+.

Menurut Thomas et al. (1998) dalam Harmiyanti (2002) penambahan bentonit ke dalam pellet dapat meningkatkan ketahanan pelet rata-rata 5,4% dibandingkan kontrol.
Penggunaan bentonit hingga lebih dari 7,5% pada ransum tidak akan berpengaruh pada efisiensi pakan, konsumsi pakan, dan laju pertumbuhan (Salmon, 1985).
Penggunaan air panas mampu meningkatkan daya adsorbsi bentonit, sehingga struktur gel/koloid dapat terbentuk lebih banyak. Strukur gel/koloid mampu meningkatkan proses perekatan pelet yang dapat meningkatkan kualitas fisik pelet.

Pengaktifan bentonit sangat perlu dilakukan, hal ini bertujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa selain bentonit yang tidak mempunyai sifat penyerap dan untuk memperluas permukaan melalui pembentukan struktur porous (pori-pori) dan berguna untuk mempertinggi daya adsorbsinya (Zulkarnaen et al.,1991). Penelitian sebelumnya belum mengkaji pengaruh penambahan bentonit yang teraktivasi dalam ransum pada sifat fisik ransum bentuk pelet, akan tetapi hanya mengkaji pengaruhnya dalam meningkatkan ketahanan benturan pelet (Harmiyanti, 2002).

Sifat fisik pakan sangat penting dalam menentukan mutu pakan, karena dengan mengetahui sifat fisik pakan, maka dapat menentukan efisiensi suatu proses penanganan, pengolahan, dan penyimpanan. 

Apabila sifat fisik pakan baik maka mutu berikut dengan proses penanganan, pengolahan dan penyimpanan akan berjalan optimal.
Penambahan bahan perekat seperti bentonit pada ransum dalam pembuatan pelet biasa dilakukan untuk mengahasilkan pelet yang kokoh dan kompak.


Sumber:
Edo Jendra Esa Rozy
Program Studi Ilmu Nutrisi Dan Makanan Ternak
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor 2008

Selasa, 15 Oktober 2013

15 Manfaat Kesehatan, Kecantikan & Industri Lempung Bentonit

lempung bentonit 150x150 15 Manfaat Kesehatan, Kecantikan & Industri Lempung BentonitTerdapat beberapa jenis tanah liat atau lempung bentonit (bentonite clay) dan masing-masing dicirikan oleh unsur-unsur dominan yang hadir dalam setiap jenisnya.
Misalnya, bentonit yang tinggi kalsium dikenal sebagai bentonit kalsium, sedangkan bentonit tinggi natrium dikenal sebagai bentonit natrium.
Bentonit pada dasarnya merupakan produk sampingan dari letusan gunung berapi dan terbentuk dalam proses pelapukan abu vulkanik.
Salah satu karakteristik unik dari lempung bentonit adalah kemampuan serap dan kemampuan muai serta memiliki berbagai sifat obat dan komersial.
Penggunaan Industri dan Komersial
Berikut adalah berbagai kegunaan lempung bentonit untuk industri dan komersial.
1. Salah satu kegunaan bentonit adalah sebagai sealant alami karena sifat yang mudah berubah bentuk dan kemampuan penyerapannya. Bentonit secara luas digunakan dalam bidang infrastruktur baik perumahan maupun fasilitas umum lain.
2. Bentonit banyak digunakan dalam pengeboran dan bidang geoteknik. Bentonit juga memainkan peran utama dalam pembuatan semen, keramik, dan berbagai jenis perekat.
3. Bentonit secara luas digunakan dalam industri pembuatan baja sebagai bahan pengikat untuk memproduksi pelet taconite.
4. Bentonit memiliki kemampuan menyerap sejumlah besar molekul protein dari larutan tertentu sehingga luas digunakan dalam proses pembuatan anggur, terutama anggur putih. Untuk membuat anggur yang lebih baik, protein berlebih dari anggur putih bisa dihilangkan menggunakan bentonit.
5. Bentonit digunakan untuk membuat cetakan pengecoran logam tahan panas.
6. Bentonit umum digunakan untuk membersihkan kotoran kucing sehingga sangat populer di kalangan pemilik kucing. Karena urine dan feses dapat dengan mudah melekat pada bubuk bentonit, membersihkan kotoran menjadi lebih mudah.
7. Berbagai manfaat lain bentonit antara lain digunakan dalam pengecoran pasir, glasir keramik, pembersih dry cleaning, dan campuran pembuat nozzle mesin roket.
Manfaat Kesehatan dan Kecantikan
Bentonit memiliki berbagai sifat obat dan terapi dan dapat digunakan dalam proses homeopati dan campuran kosmetik.
Berikut adalah beberapa manfaat pengobatan dan terapi bentonit:
1. Bentonit dikenal sebagai pembersih usus yang efektif dan aman sejak berabad-abad. Substansi ini membantu menghilangkan zat beracun dari sistem pencernaan dan meningkatkan keseimbangan bakteri dalam usus.
2. Bentonit juga dikenal mampu mengurangi kepekaan terhadap makanan dengan meningkatkan efisiensi pencernaan tubuh.
3. Bentonit dipercaya mampu meningkatkan jumlah sel T, memberikan lebih banyak oksigen dalam aliran darah, dan melawan radikal bebas dalam tubuh.
4. Bentonit lazim digunakan untuk mengobati sakit perut dan keracunan makanan akibat bakteri.
5. Menambahkan sedikit lempung bentonit dalam bak mandi dapat bertindak meningkatkan efek relaksasi saat berendam.
6. Bentonit membantu melembutkan dan membersihkan kulit dengan menyerap kotoran dan minyak serta mengangkat penyumbatan pori-pori.
7. Bentonit juga digunakan dalam perawatan pedikur karena mampu melembutkan kulit kasar pada kaki, serta membuatnya terlihat bersih dan higienis.
8. Bentonit lazim digunakan untuk mengobati gangguan kulit seperti kulit gatal, jerawat, dan eksim.[]

PENTINGNYA BENTONITE

BENTONITE



PENDAHULUAN
Potensi endapan bentonit di Indonesia cukup besar dan tersebar di beberapa lokasi, yaitu di Pulau Jawa dan Sumatera dengan jumlah cadangan lebih dari 380 juta ton.
Berdasarkan sifat kimianya, bentonit dibedakan menjadi dua, yaitu sodium (Na) dan Calsium (Ca) bentonit. Pemakai utama Na-bentonit adalah untuk lumpur bor dalam kegiatan pemboran. Sementa- ra Ca-bentonit dipakai sebagai penyerap (penjernih) di industri minyak goreng.
Salah satu indikator kenaikan produksi Ca-bentonit dapat dtunjukkan oleh produksi minyak goreng. Hampir di atas 70 % dari total konsumsi digunakan dalam industri ini.  Untuk Na-bentonit jumlah pemakaian banyak tergantung kepada eksplorasi minyak bumi dan gas.
GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN
Mula Jadi
Secara umum, mula-jadi endapan bentonit ada empat macam, yaitu hasil pelapukan, hydrothermal, transformasi, dan sedimentasi.
Endapan hasil pelapukan;
Faktor pembentukan endapan ben-tonit hasil pelapukan adalah kondisi komposisi mineral batuan, komposisi kimia dari air, dan daya lalu air pada batuan asal. Yang terakhir ini dapat dikemukakan sebagai : iklim, berbagai relief dan tumbuh-tumbuhan yang berada di atas batuan.
Pembentukan bentonit hasil pelapukan adalah akibat reaksi antara ion-ion hidrogen (H+) dalam air tanah dengan senyawa silikat. Ion H+ tersebut berasal dari asam karbon akibat pembusukan zat-zat organik di dalam tanah.
Mineral penting saat pembentukan lempung adalah plagioklas, kalium-feldspar, biotit, muskovit, sedikit kandungan senyawa alumina dan ferro- magnesia. Plagioklas sangat reaktif, berjumlah banyak dan sumber utama dari kation dan silika dalam air tanah.
Larutan hydrotermal
Larutan hydrotermal merupakan larutan bersifat asam dengan kandungan klorida, belerang, karbon dioksida dan silika. Komposisi larutan berubah karena ada reaksi dengan batuan gamping menjadi larutan alkali yang bersifat basa, lalu terbawa keluar dan akan tetap bertahan selama unsur alkali dan alkali tanah tetap terbentuk akibat penguraian batuan asal.
Pada alterasi hydrotermal relatif lemah, mineral-mineral asal menentukan hasil alterasi tersebut. Pada alterasi sangat lemah, mineral-mineral yang kaya dengan unsur magnesium cenderung membentuk klorit. Pada alterasi lemah, adanya unsur alkali dan alkali tanah akan membentuk monmorilonit kecuali kalium, mika, feromagnesia dan feldspar. Monmorillonit terjadi karena adanya unsur magnesium.
Endapan transformasi
Endapan bentonit hasil transformasi/ devitrifikasi debu gunung api terjadi dengan sempurna apabila debu diendapkan di dalam cekungan seperti danau atau laut. Mineral gelas gunung api lambat laun akan mengalami devitrifikasi.
Endapan sedimen
Monmorilonit bisa juga terjadi sebagai endapan sedimen dalam kondisi basa (alkalin). Mineral hasil sedimentasi terbentuk dalam cekungan dan bersifat basa dan tidak berasosiasi dengan tufa, seperti atapulgit, sepiolit, mon-morillonit, karbonat, silika pipih, fosfat laut dan sebagainya. Lingkungan ini banyak mengandung larutan silika yang terendapkan dalam bentuk flint, kristobalit, atau senyawa alumunium dan magnesium.
Secara umum, Ca-bentonit terjadi dari alterasi mineral dalam batuan beku dan metamorfik yang biasanya ter-dapat dekat dengan permukaan. Hal ini disebabkan ion Na+ dalam lempung bentonit bersifat tidak mantap dan mudah diganti oleh ion Ca+, dan juga ion H+ pada tingkat pelapukan selanjutnya. Sebaliknya, Keberadaan Na-bentonit di daerah tropis hanya dijumpai pada tempat dalam yang mengalami proses pelapukannya tidak berkepanjangan.
Mineralogi
Bentonit adalah istilah lempung mon-morillonit dalam dunia perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Penamaan jenis lempung tergantung dari penemu atau peneliti, misal ahli geologi, mineralogi, mineral industri dan lain-lain.
Dalam keadaan awal, Na-bentonit berkemampuan tinggi untuk menyerap warna dan dapat ditingkatkan lagi dengan melalui proses pengolahan dan pemanasan.
Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan alu-munium silikat hydrous, yaitu activated clay danfuller’s Earth. Activated clay adalah lempung yang kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan tertentu. Sementara itu, fuller’s earth digunakan di dalam fulling atau pembersih bahan wool dari lemak. Berdasarkan tipenya, bentonit dibagi menjadi dua, yaitu :
a.    Tipe Wyoming (Na-bentonit – Swelling bentonite)
Na bentonit memiliki daya mengembang hingga delapan kali apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi beberapa waktu di dalam air. Dalam keadaan kering berwarna putih atau cream, pada keadaan basah dan terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap. Perbandingan soda dan kapur tinggi, suspensi koloidal mempunyai pH: 8,5-9,8, tidak dapat diaktifkan, posisi pertukaran diduduki oleh ion-ion sodium (Na+).
Penggunaan yang utama adalah untuk  lumpur (bor) pembilas dalam kegiatan pemboran, pembuatan pellet biji besi, penyumbat kebocoran bendungan/kolam.
b.   Mg, Ca-bentonit - non swelling bentonite)
Tipe bentonit ini kurang mengembang apabila dicelupkan ke dalam air, dan tetap terdispersi di dalam air, tetapi secara alami atau setelah diaktifkan mempunyai sifat menghisap yang baik. Perbandingan kandungan Na dan Ca rendah, suspensi koloidal memiliki  pH: 4-7. Posisi pertukaran ion lebih banyak diduduki oleh ion-ion kalsium dan magnesium. Dalam keadaan kering bersifat rapid slaking, berwarna abu-abu, biru, kuning, merah dan coklat. Penggunaan bentonit dalam proses pemurnian minyak goreng perlu aktivasi terlebih dahulu.
Potensi dan Cadangan
Endapan bentonit Indonesia tersebar di P. Jawa, P. Sumatera, sebagian P. Kalimantan dan P. Sulawesi, dengan cadangan diperkirakan lebih dari 380 juta ton, serta pada umumnya terdiri dari jenis kalsium (Ca-bentonit) .
Beberapa lokasi yang sudah dan sedang dieksploitasi, yaitu di Tasik-malaya, Leuwiliang, Nanggulan, dan lain-lain. Indikasi endapan Na-bentonit terdapat di Pangkalan Brandan; Soro-langun-Bangko; Boyolali (Lampiran).
Pertambangan
Eksplorasi
Pekerjaan yang dilakukan dalam eksplorasi pendahuluan atau detail antara lain pemetaan dan pembuatan sumur uji atau pemboran. Pada eksplorasi detail pembuatan peta dilakukan dalam skala lebih kecil (1: 1.000), dan jarak titik sumur uji atau pemboran lebih dekat.
a.    Pemetaan
Pemetaan dilakukan untuk membuat peta topografi dan situasi daerah dalam menunjang kegiatan eksplorasi, evaluasi endapan, dan perencanaan penambangan.
Pengukuran dilakukan dengan alat ukur theodolith pada area yang diinginkan dengan titik ikat ukur yaitu titik triangulasi. Dilakukan juga penen-tuan dan pengukuran lokasi titik bor atau sumur uji dengan interval 25-100 meter.
Dari hasil pengukuran, lalu dibuat peta topografi  dan  situasi   dengan   skala diinginkan yang menggambarkan letak titik sumur uji atau titik bor, tempat penggalian endapan, penyebaran endapan, jalan, dan lain-lain.
b.   Pembuatan sumur uji, atau pemboran
Pembuatan sumur uji atau pemboran (dengan bor tangan atau bor mesin) adalah untuk mengetahui sebaran endapan secara lateral dan vertikal, tebal endapan, tebal lapisan tanah penutup, struktur batuan, dan data lain melalui pengambilan conto, pengukuran stratigrafi endapan, serta hasil analisis contoh tersebut di laboratorium.
Dari hasil pemeriksaan uji conto di laboratorium dapat diketahui kualitas dan kuantitas endapan bentonit, penyebaran serta ketebalan tanah penutupnya. Lalu, data tersebut dievaluasi, sehingga dapat ditentukan nilai keekonomiannya.
Penambangan
Kebanyakan endapan bentonit terdapat dekat dengan permukaan tanah atau ada yang sudah tersingkap akibat proses pelapukan, oleh karena itu penambangan dilakukan dengan cara penambangan terbuka sistim jenjang (Gambar 1).
Lapisan tanah atas dikupas dan dipindah ke suatu tempat penimbunan, yang akan digunakan untuk menimbun daerah endapan bila selesai ditam-bang, sehingga bekas penambangan dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain. Peralatan yang digunakan dalam proses penggalian dan pengupasan tanah penutup, antara lain: power scraper, dragline scraper, dragline excavator, dan power shovel.
4.3 Pengolahan
Hasil penggalian endapan bentonit dari tambang berupa bongkah-bongkah, (raw material) diangkut dengan truk ke pabrik untuk diolah melalui beberapa tahapan proses, yaitu penghancuran, pemanasan, penggilingan dan pengayakan (Gambar 2).
a.     Pengembangan  bentonit
Bentonit mempunyai sifat menyerap sebab ukuran partikel koloidnya  amat kecil dan memiliki kapasitas permukaan ion yang tinggi.
Pengembangan bentonit disebabkan oleh adanya penggantian isomorphous pada lapisan oktohedral (Mg oleh Al) dalam menghadapi kelebihan muatan di ujung kisi-kisinya. Adanya gaya elektrostatis yang mengikat kristal pada jarak 4,5o dari permukaan cukup kuat untuk mempertahanan ion di per-mukaan unit-unitnya, dan tetap men-jaga unit itu tidak saling merapat.
Bila dicampur air akan mengembang, maka jarak antara unit makin melebar dan lapisannya membentuk serpihan, serta memiliki permukaan luas jika dalam zat pengsuspensi.
b. aktivasi bentonit
Aktivasi bentonit  bertujuan untuk me-naikkan daya adsorpsi dan memperoleh sifat bentonit yang diinginkan.
Montmorillonit memiliki struktur ber-tingkat dan kapasitas pertukaran ion yang aktif di bagian dasar.  Oleh karena itu, strukturnya dapat diganti seperti struktur bagian dasar, yaitu dengan penambahan asam agar terjadi penggantian ion-ion K+, Na+ dan Ca+2 dengan H+ dalam ruang interlamelar, dan akan melepaskan ion-ion Al+3, Fe+3 dan Mg+2 dari kisi strukturnya sehingga lempung lebih aktif.
Aktivasi bentonit sangat dipengaruhi oleh konsentrasi asam. Biasanya dipakai asam sulfat.  Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah sifat dasar, distribusi ukuran pori, keasaman, dan nilai SiO2 atau Al2O3 dari endapan bentonit. Faktor-faktor tersebut tergantung juga pada komposisi mineral lempung bentonit dan cara aktivasi.
Beberapa hasil aktivasi dapat diterangkan seperti di bawah ini.
1) Aktivasi dengan pemanasan
Pada proses penjernihan minyak sawit dengan bentonit sebagai absorben memperlihatkan bahwa bentonit mulai aktif menyerap warna pada suhu 80o – 130 oC. Tingkat kejernihan tidak begitu besar setelah suhu mencapai 140-150 oC, bahkan cenderung menurun. Pada proses pemucatan minyak kedele penghilangan warna minimum pada suhu sekitar 100o C.
2) Pengaruh waktu
Pengontrolan minyak dengan tanah pemucat sangat dipengaruhi oleh waktu. Pada kondisi suhu, tekanan, dan jumlah tanah pemucat yang sama menunjukkan bahwa hasil penghilangan warna maksimum pada temperatur tertentu, dan cenderung menurun bila kontak diperpanjang. Penurunan pemucatan karena daya serap lempung akan habis.
3) Pengaruh tekanan
Proses penghilangan warna dari bahan pemucat dipengaruhi juga oleh luas permukaan tanah pemucat yang dikontakkan dengan minyak. Dengan menurunkan tekanan pori-pori tanah pemucat sampai tekanan atmospir, bentonit akan terdeareasi, sehingga luas permukaan akan lebih besar. Tekanan yang umum dilakukan di industri-industri adalah 5,077 mm Hg.
c. Aktivasi bentonit untuk lumpur bor
Aktivasi bentonit untuk lumpur bor adalah proses merubah Ca-bentonit menjadi Na-bentonit dengan cara penambahan senyawa alkali, yaitu sodium karbonat (NaCO3) dan sodium hidroksida (NaOH). Dengan aktivasi ini diharapkan terjadi perubahan sifat hidrasi, dispersi, reologi, swelling, dan sifat lainnya dari bentonit, sehingga dapat digunakan untuk lumpur bor.
Agar reaksi lebih sempurna perlu diperhatikan aspek waktu kontak, penekanan dan aspek lainnya.
Aktivasi dan proses mengubah Ca-bentonit menjadi Na-bentonit telah banyak dilakukan, sebagai contoh dapat dilihat pada [2] dan [5].
PENGGUNAAN DAN PESIFIKASI
Ada dua jenis bentonit yang dipakai dalam industri, yaitu Sodium (Na) bentonit dan Ca-bentonit. Na-bentonit dimanfaatkan sebagai bahan perekat, pengisi (filler), lumpur bor, sesuai sifatnya mampu membentuk suspensi kental setelah bercampur dengan air. Sedangkan Ca-bentonit banyak dipakai sebagai bahan penyerap.
Untuk lumpur pemboran, bentonit bersaing dengan jenis lempung lain, yaitu atapulgit, sepiolit dan lempung lain yang telah diaktifkan.
Dengan penambahan zat kimia pada kondisi tertentu, Ca-bentonit dapat dimanfaatkan sebagai bahan lumpur bor setelah melalui pertukaran ion, sehingga terjadi perubahan menjadi Na-bentonit dan diharapkan terjadi peningkatan sifat reologi dari suspensi mineral tersebut Agar mencapai persyaratan sebagai bahan lumpur sesuai dengan spesifikasi standar, perlu ada penambahan polimer. Hal itu dapat dilakukan melalui aktivasi bentonit untuk bahan lumpur bor.
Sifat bentonit yang perlu diperhatikan sehubungan dengan pemanfaatannya adalah :
  • Komposisi dan jenis mineral yang dikandung dalam bentonit, antara lain monmorillonit, kaolinit, illit, kwarsa, plagioklas, kristobalit, dan lainnya.
  • Komposisi kimia, yaitu unsur-unsur kimia yang terkandung antara lain, SiO2, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, Fe2O3 H2O dll.
  • Sifat teknologi.
  • Sifat pertukaran ion; sifat ini antara lain, sifat pemucatan, adhesi, sifat penyerapan dan sifat lainnya.
Penggunaan
Na-bentonit (sodium bentonit)
1) Sebagai lumpur bor
Fungsi utama Na-bentonit sebagai lumpur bor adalah :
  • menaikkan daya suspensi air pembilas;
  • pendingin dan pelumas mata bor;
  • menahan kotoran bor tidak mengendap walaupun kegiatan pemboran sedang dihentikan;
  • sebagai penahan stang/tali bor yang makin berat dengan bertambahnya kedalaman atau panjang stang bor yang digunakan;
  • menahan tekanan air, gas atau minyak yang keluar dari batuan yang ditembus dan mencegah peresapan kembali, serta penguat lapisan atau penahan pada dinding lubang bor dan mencegah terkadinya urug.
Bentonit untuk  pemboran minyak dan gas bumi harus memiliki sifat mengembang sesuai standar API yang biasa disebut RP 29, RP 13B, atau dari OCMA.
2) Pengecoran Logam
Bentonit yang dipakai pada industri pengecoran logam besi atau bukan besi adalah bentonit alam dan sintetis yang berfungsi sebagai bahan pengikat dalam alat cetak.
Dalam dunia perdagangan, bentonit alam disebut juga bentonit Wyoming, sedangkan bentonit sintetis disebutbrekbond 2 (Inggris) dan berkonit (Italia). Sifat daya tahan terhadap panas dari kedua jenis bentonit tersebut tidak sebaik lempung tahan api yang berupa butiran seperti kuarsa, zircon, kromit dan lain-lain.
Jumlah bentonit yang dipakai untuk pengecoran logam antara 4 – 6 % dari berat alat cetak. Pengecoran pada suhu dan tekanan tinggi diperlukan pengikatan yang lebih sempurna dengan pemakaian bentonit antara 8 – 10 % dari jumlah berat alat cetak. Apabila alat cetak mengalami keausan atau rusak, pembaharuan cukup dengan menambahkan bentonit 0,1 – 1 % dari jumlah berat alat cetak.
Persyaratan bentonit untuk pembuatan alat cetak pengecoran logam (besi baja) biasanya mengacu kepada syarat standar Steel Founder’s Society of America (SFSA). Syarat tersebut didasarkan pada kandungan uap air, konsentrasi CaO, derajat pH dan batas cair. Nilai batas cair bagi lempung bentonit atau jenis lempung lain harus lebih besar dari 600C.
3) Pembutan pelet konsentrat besi dan logam Lain
Pemanfaatan bentonit dalam proses pembuatan pelet konsentrat bijih besi dianggap cukup mahal. Selain itu, apabila dipakai campuran bentonit sekitar 1 % dapat terjadi kontaminasi, kadar besi  turun 0,6 % dan silika naik  0,5 %. Untuk itu, perlu ditambahkan batu gamping dan kokas. Batu gamping (kapur tohor=CaO) atau kapur padam (Ca(OH)2) berfungsi menurunkan suhu pembakaran dan mencegah terjadinya retak-retak, sementara kokas berfungsi untuk mengikat kelebihan silikat dan terbentuknya silikon karbid yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok, pemoles atau ampelas.
4) Teknik sipil
Pemakaian bentonit dalam teknik sipil masih terbatas pada pembangunan konstruksi beton, seperti jembatan, bendungan dan bangunan yang berhubungan langsung dengan air tanah dan air laut. Sifat bentonit yang dimanfaatkan adalah sifat tiksotropinya.
Tujuan pemakaian Na-bentonit adalah untuk menunjang kekuatan dinding diafragma dan tembok/fondasi yang masuk ke dalam tanah. Selain sebagai penyelubung, juga berfungsi sebagai penahan atau pengisi lubang, celah dan pori-pori batuan atau formasi di sekitar dinding atau tembok/fondasi. Bentonit yang digunakan 3 – 10 %.
5) Bahan pencuci atau pemutih
Pemakaian Na-bentonit sebagai bahan pemutih dan pencuci termasuk mahal, tetapi memberikan hasil yang baik dan banyak dilakukan. Atas pertimbangan biaya, fungsi bentonit banyak digantikan oleh lempung asam aktif atau fuller’s earth.
6) Penggunaan lainnya
Penggunaan Na-bentonit di bidang pertanian dan peternakan (sebagai katalis), pembuatan cat dan lain-lain dipandang sangat mahal. Sebagai subtitusi Na-bentonit dipakai lempung asam, fuller’s earth, pirofilit, atau talk yang lebih mudah diperoleh dan dari sisi harga lebih murah. Walaupun demikian, penggunaan bentonit untuk tujuan tersebut masih dilakukan oleh industri atau pengusaha tertentu.
Dalam industri pakan ternak (terutama unggas) bentonit berfungsi sebagai pengikat dengan pembuatan sama seperti pembuatan pelet konsentrat bijih besi dan ogam lain), yaitu 1-2 % dari berat pakan yang diolah.
Ca-bentonit (kalsium bentonit)
Berbeda dengan Na-bentonit, Ca-ben-tonit tidak memiliki sifat mengembang yang baik sebab tidak adanya ion Na+ di dalam kesatuan sel pada kisi kristal montmorilonit (Tabel 1).
Pemakaian Ca-bentonit pada dasarnya sama dengan pemakaian lempung yang tergolong fuller’s earth, antara lain untuk lumpur pemboran, pencuci dan pembersih minyak bakar, minyak goreng, industri obat-obatan, kimia, kertas, keramik dan lainnya. Tetapi pemanfaatan yang utama adalah untuk pembuatan sodium bentonit sintetis, dan  bahan baku pembuatan lempung aktif.
Pemakaian Ca-bentonit untuk bahan pembuatan sodium bentonit lebih banyak keuntungan daripada jenis lempung lain, kecuali lempung asam, terutama saat penggerusan, penyaringan dan pengeringan. Ca-bentonit  memiliki sifat pertukaran ion yang baik dan menghasilkan produk sampingan yang berharga, yaitu bahan pemutih sintetisprecipitated calcium carbonate (PCC).
Biasanya, bahan yang digunakan mempunyai kelembaban sekitar 33 % dan ukuran butir 5 cm. Bahan lalu dikeringkan hingga kelembaban antara 3-10 %, selanjutnya digerus dengan ukuran butir mencapai 90 – 100 mesh.
Selain yang diterangkan di atas terdapat lempung sejenis yang pemanfaatannya sama atau hampir sama dengan Bentonit, yaitu atapulgit, sepiolit, dan lempung asam.
Spesifikasi Produk
Di Industri Hilir
Di indonesia, sebagian besar penggunaan Ca-bentonit adalah di industri penjernihan minyak kelapa sawit. Untuk menghasilkan minyak kelapa sawit bermutu tinggi diperlukan Ca-bentonit dengan persyaratan tertentu, terutamableaching power.
Beberapa peryaratan dan spesifikasi bentonit yang perlu diperhatikan dalam pengunaannya di berbagai jenis industri pemakai, antara lain adalah:
a)    Special Foundry Sand; Kuat tekan, kuat tarik dan deformasi.
b)   Special Iron ore Pellet Test; Green drop; hijau, kering dan kuat padat pembakaran (fired compress strengths),deformation; dan tumble determination).
c)    Perdagangan Katalis dan Pemurnian Minyak; Spesifikasi material murni dengan kadar besi dan metal berat rendah. Tes diambil dari BSCRA specification dengan persyaratan sebagai berikut :
  • Moisture content (6-12 %);
  • Green compressive strength;
  • Dry compressive strength;
  • Batas cair (sekitar 600oC);
    • Life test;
    • Komposisi kimia (CaO maks. 0,7 %); pH – 8,2;
      • Kuat panas.
d)    Farmasi dan Kosmetik; Di bidang ini, uji bentonit dibuat terhadap sifat-sifat sebagai berikut : rupa (wujud), bentuk, brightness, residu pada 200 mesh (%), pH (dispersi 2 %), swelling (1/2 gram dalam 10 ml air, setelah 2 jam), Batas cair, formasi gel (dengan MgO setelah 24 jam), cps viscosity (1%, 3% dan 5 % dispersi).
e)    Deproteinizing Wine, (oil, fluids); Untuk Deproteinizing wine, uji bentonit dibuat untuk mengetahui sifat-sifat sebagai berikut: Deproteinizing power, soluble sodium, soluble lead, soluble phosphate. Harus stabil pada panas 500o-600o C, porositas 60-70 %, area permukaan sekitar 120-140 mm/g, pH hampir netral, rasa/bau kecil.
f)     Fuller’s Earth; Fuller’s earth tidak diaktifkan secara komersial dan tidak berbaur terhadap aktivasi dengan asam. Sedangkan atapul-git dan monmorillonite di alam kebanyakan memiliki kemampuan menjernihkan minyak. Selain itu, mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
  • Rapatan muatan : 0,45-0,75 g/ml;
    • True density : 2,4 – 2,6 g/ml;
    • pH : 6,5 – 7,5;
    • porositas : 60 – 70 %;
    • area permukaan : 120-140 mm/g;
    • pori-pori berdiameter rata-rata 170 – 200 A;
    • organic diserap 12-15 % bobot clay (clay akan menyerap 30-50% bobot cair organik tanpa kehilangan sifat dan daya mengalir secara bebas).

Spesifikasi di Pasaran
Untuk mendapatkan bahan penyerap yang bermutu baik, dapat dilihat sebagai berikut :
perbandingan SiO2 dan Al2Olebih tinggi dari kaolinit, yaitu 4/1 -6/1;
  • keasaman yang relatif lebih tinggi dalam air, diperlukan 10 – 150 cc, 0,1 N larutan NaOH untuk menetralisasi 100 gram bahan penyerap dengan indikator phenolphtalin;
  • Densitas yang rendah; 0,65 – 0,80 gram/cc;
  • Kandungan mineral pengotor sedikit, seperti kuarsa, garam-garam terlarut, kalsit dan oksida besi.
Proses penyerapan dikenal ada dua macam, yaitu :
1)    Cara kontak dilakukan dengan cara memanaskan dan mengaduk campuran minyak dan bahan penyerap kemudian diteruskan dengan penyaringan;
2)    Cara perkolasi, yaitu dengan melewatkan minyak yang dicuci pada butir-butir kasar bahan penyerap.
Proses  penjernihan  minyak sawit   dan kelapa dengan operasi  adalah sebagai berikut  (Gambar 3):
  • Bentonit dijemur sampai kering di udara atau dalam oven (70oC);
  • Digiling dan disaring sehingga diperoleh tiga fraksi dengan ukuran 150-100#, 200-150# dan 200#;
  • Masukkan minyak goreng dalam gelas beaker dengan ukuran tertentu sebanyak 500 cc;
  • Menghilangkan residu minyak terlebih dahulu disaring dan bila minyak mengental, penyaringan sambil dipanaskan 50oC.
Persyaratan standar bentonit untuk lumpur bor harus memenuhi standar spesifikasi dari American Petroleum Institute(API) dan Oil Companies Materials Association (OCMA).

Spesifikasi dari API
a)    Analisis ayak secara basah : 200 mesh maksimum 4 %;
b)   Kandungan air (sewaktu pengiriman) maksimum 10 %;
c)    Pada contoh basah 22,5 gr bentonit dalam 350 ml air murni :
  • Pembacaan Fann VG Viscometer pada 600 rpm, 30 menit;
  • Yield point minimum tiga kali viscositas plastis;
  • Air tapisan pada 100 psi, suhu 2530 oC & waktu 30 menit maks. 13,5 ml;
  • Air tapisan pada 100 psi, suhu 2530 oC & waktu 30 menit maks. 13,5 ml;
  • Viscositas semu min. 15 cp;
  • Viscositas plastis, min. 8,0 cp;
d)    Hasil pencampuran minimum 94,02 bbl/short ton;
e)    Hasil pencampuran minimum 94,02 bbl/short ton;
f)     Analisis ayak secara kering: + 200 mesh;
g)    Pengembangan 10-12 kali volume kering;
h)    Tidak mengandung bahan-bahan magnetik dan radioaktif.
Spesifikasi dari OCMA adalah:
  • Satu short ton bentonit menghasilkan lumpur dengan viscositas 15 cp dan volume minimum 16 m3;
  • Adukan 7,5 gr bentonit dalam 100 ml air murni tidak boleh memberikan air tapisan < 15 ml.

3.3.3  Sifat-sifat Bentonit Komersial
Type bentonit yang diperdagangkan mempunyai sifat-sifat fisika dan kimia tertentu. Untuk type bentonit swellingdapat dilihat pada Tabel 2.
Spesifikasi bentonit dari industri hilir di Indonesia tidak diperoleh data yang lengkap. Pemakai yang disurvei hanya memberi spesifikasi yang umum.
Berikut spesifikasi bentonit yang dipergunakan atau dikonsumsi oleh industri hilir, seperti industri minyak sawit, logam, kosmetika, dan sabun.
Spesifikasi bentonit di industri sabun (PT. Agrocorb Indonesia) adalah :
Fuller’s earth; Kandungan air :  max  1 %; Ukuran butir (lolos saringan – 325  mesh) : min 90 %.
Industri Barang dari Semen (PT Wijaya Karya) adalah sebagai berikut:
  • berukuran 200-300 mesh;
  • Zn murni : 98-99 %;
  • Kandungan Pb : maks 1 %.
PERKEMBANGAN DAN PROSPEK
Perkembangan Pemasokan dan Permintaan Bentonit Indonesia
Sampai saat ini, produsen Na-bentonit bukan sebagai produsen tambang tetapi hanya sebagai pemasok saja, walaupun ada, jumlah dan kontinuitas produksi dapat dikatakan tidak pasti, sehingga pertumbuhan tahunannya sulit untuk dievaluasi. Kebutuhan Na-bentonit di dalam negeri dipakai dalam kegiatan pemboran menengah dan pemboran dalam.
Sebaliknya, produsen dan produksi Ca-bentonit berkembang cukup pesat. Produsen Ca-bentonit sebagian besar berada di kota besar di P. Jawa, sesuai dengan keberadaan industri pemakai utama bentonit.
Produksi mineral bentonit dalam kurun 1981-1999 secara umum meningkat, dengan laju perubahan tahunan sebesar 22,92 %. Produksi tahun 1981 tercatat sebesar 4.173 ton dan terus meningkat sampai dengan tahun 1996 sebesar 99.208 ton. Pada tahun 1998 produksi mineral bentonit menurun menjadi 83.372 ton dan tahun 1999 naik menjadi 90.435 ton (Tabel 5).
Kenaikan produksi ini tidak terlepas dari konsumsi bentonit di industri pemakai yang terus bertambah dengan laju per-tumbuhan tahunan sebesar 13,79 %, terutama Industri minyak sawit.
Pemakaian bentonit oleh beberapa industri pemakai dengan alasan lebih ekonomis dan kualitas produk akhir. Pemakaian bentonit impor oleh industri minyak sawit lebih ditekankan kepada kemampuan bleaching yang tinggi (> 65 %), karena kemampuan bleaching bentonit domestik dinilai masih sangat rendah (27 – 38 %), sehingga perlu aktivasi terlebih dahulu.
Menjadi masalah krusial dengan pemakaian mineral asal domestik,  karena mutu bahan galian dianggap kurang dapat diandalkan untuk menghasilkan produk-produk dengan kualitas cukup dan baik. Adanya Impor bentonit diperkirakan sebagian besar berupa Na-bentonit yang digunakan dalam kegiatan eksplorasi minyak bumi. Dari Tabel 6., dapat dilihat asal impor bentonit tahun terakhir 1999.
Dalam dunia perdagangan, Ca-ben-tonit juga dikenal dengan nama lain, seperti NKH, Tonsil, Galleon, dan lain-lain.
Pemakai utama Ca-bentonit adalah industri minyak sawit dan minyak kelapa, kemudian diikuti oleh industri margarine, logam untuk bangunan, dan industri mesin cor). Pada tahun 1999, industri minyak sawit mengkonsumsi bentonit,  yaitu  sekitar 70 % (68.910,6 ton), kemudian industri minyak kelapa sekitar 16 % (15.751,1 ton) dan sisanya sebesar 14% (13.782,2 ton) dikonsumsi oleh industri margarine, pengecoran logam, mesin, sabun, kosmetika dan cat.
Ekspor bentonit diperkirakan dari jenis Ca-bentonit. Ekspor bentonit dalam tahun pengamatan walaupun berfluk-tuasi, namun cenderung meningkat dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 14,67 % untuk volume dan 12,66 % untuk nilainya. Ekspor pada tahun 1999 sebagian besar ditujukan ke Singapura sekitar 89.00 % dan sisanya ke Malaysia dan Taiwan. Ekspor bentonit sebagian besar diperkirakan masih belum diaktivasi  (Tabel 5).
Sementara itu, Produk Domestik Bruto (PDB) dalam kurun pengamatan hanya naik sekitar 4,86 % per tahun, padahal sampai Juli 1997, perkembangan kenaikan ekonomi nasional cukup menakjubkan. Namun, sejak itu, ditandai dengan nilai rupiah yang merosot, tahun 1998 (PDB) turun 13,2 % dan hanya naik 0,19 % pada tahun 1999 (Tabel 5).
Dari sisi industri pemakai Ca-bentonit industri minyak goreng adalah sebagai pemakai utama untuk pengolahan Crude Palm Oil (CPO). Untuk dapat dijadikan minyak goreng dilakukan proses penjernihan dengan bentonit, kemudian dilakukan proses deodorizing.
Produksi minyak goreng sawit dalam kurun pengamatan meningkat cukup berarti dengan laju tahunan sebesar 17,51 %. Tahun 1999 produksi minyak goreng telah mencapai 2,4 juta. Kenaikan produksi tersebut didorong oleh pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang otomatis menambah pemakaian bentonit dari jenis kalsium (Tabel 6).
Beberapa industri pemakai bentonit lain yang cukup banyak adalah minyak goreng kelapa dan Industri margarine dengan laju pertumbuhan sebesar 8,22 % dan 25,3 % masing-masing.
Kebutuhan bentonit dalam setiap jenis industri minyak goreng berlainan. Untuk minyak goreng kelapa rata-rata dibutuhkan sekitar 2 persen dari hasil akhir, atau untuk setiap per ton minyak goreng kelapa perlu 20 kg Ca bentonit. Sementara minyak goreng kelapa sawit dibutuhkan lebih tinggi lagi yaitu 4 % atau untuk setiap per ton minyak goreng kelapa sawit dibutuhkan 40 kg kalsium bentonit. Untuk industri margarine, kebutuhan Ca-bentonit prosentasenya lebih tinggi lagi, yaitu berkisar antara 4 – 5 % dari produk akhir atau untuk setiap ton perlu 40 – 50 kg kalsium bentonit.
5.2 Peluang Pengusahaan Mineral Bentonit
Meskipun masih ada hambatan dalam pengolahan bentonit di Indonesia, tetapi peluang pengusahaan mineral bentonit masih tetap terbuka terutama dilihat dari potensi endapan yang cukup besar atau dari sisi kapasitas produksi di industri hilir atau untuk ekspor.
Endapan bentonit Indonesia saat ini masih cukup tinggi (380 juta ton) dan mempunyai prospek yang bagus baik domestik maupun ekspor, karena jenis endapan yang dimiliki kebanyakan dari jenis bleaching clay (untuk penjernihan minyak kelapa sawit
Namun demikian, semua itu harus diikuti dengan penganekaragaman karena jelas nilai tambah yang diperoleh hanya sedikit. Apalagi, adanya keinginan dari pihak industri yang menginginlan bentonit yang instant tanpa harus memikirkan teknik pengolahan aktivasi. Jadi, dalam hal ini kualitas bahan mineral masih tetap menjadi pilihan utama, terutama untuk produk minyak goreng yang bermutu, terutama bagi golongan menengah ke atas. Untuk itu, pendirian pabrik pengolahan bentonit rasanya perlu segera dilaksanakan.
Sementara itu, proyeksi dari Departe-men Perindustrian dan Perdagangan 1992, bahwa kapasitas pabrik pengolahan di Indonesia pada industri kimia dasar pada akhir pelita VI adalah sebesar dari 308.940 ton. Proyeksi tersebut didasarkan bahwa tahun 2000 proyeksi produksi minyak sawit indonesia akan mencapai 7,9 juta ton, bahkan merencanakan sebagai produsen minyak sawit nomor satu di dunia pada tahun 2010 dengan jumlah produksi minyak sawit sebesar 12,3 juta ton.
Dari jumlah produksi minyak sawit tersebut apabila per satuan ton perlu 25-40 kg bentonit diperkirakan lebih dari 300.000 ton per tahun. Namun, sampai tahun proyeksi tersebut belum terpenuhi bahkan tidak sampai dengan 50 % dari kapasitas direncanakan. Bahkan produksi minyak sawit Indonesia hanya mencapai sekitar 2,7 juta ton pada tahun.
Masih tersisanya kapasitas yang ada merupakan kendala karena daya produksi bentonit dalam negeri pada 1999 masih jauh dari proyeksi. Padahal, pada saat itu, selain untuk keperluan domestik, Indonesia merencanakan ekspor bentonit seperti ke Malaysia yang pada tahun 1993 sekurangnya 100.000 ton, karena Negara tersebut telah membutuhkan hampir 200 ribu ton per tahun untuk pengolahan minyak sawit sebesar sekitar 6 juta ton [1]. Jadi, untuk memenuhi konsumsi di industri kimia dasar perlu meningkatkan produksi lebih dari 200%.
Saat ini, prospek kebutuhan bentonit hanya terfokus kepada jumlah penduduk Indonesia sebagai konsumen. Oleh karena itu, apabila pendirian pabrik pengolahan masih berupa angan-angan, prospek pengembangan usaha bentonit ke depan diperkirakan hanya tergantung kepada jumlah penduduk, atau peningkatan daya beli yang cukup untuk membeli produk berkualitas.

Cukup besarnya jumlah penduduk Indonesia merupakan potensi pasar bentonit tersendiri di dalam negeri, dimana pada tahun 2000 penduduk Indonesia berjumlah 203,4 juta orang. Sebagai contoh adalah kebutuhan minyak goreng yang semakin besar akibat jumlah penduduk yang makin bertambah, di lain pihak sampai saat ini minyak goreng berkualitas utama masih terbatas dikonsumsi oleh masyarakat perkotaan. Sebaliknya masyarakat pedesaan, yang berjumlah cukup besar dan dalam kehidupan sehari-hari secara umum masih memakai minyak goreng dengan kualitas rendah dan sering menimbulkan masalah terhadap cita rasa makanan, bahkan kadang berakibat makanan jadi tidak sehat.
Kebutuhan minyak goreng dengan kualitas baik di masa mendatang diperkirakan akan terus meningkat sejalan pertambahan penduduk dan apabila peningkatan pola hidup sehat masyarakat Indonesia. Untuk menghasilkan minyak goreng dengan kualitas baik, peranan bentonit dalam proses pengolahan minyak sangat penting. Dengan demikian kebutuhan bentonit akan terus bertambah.
Sampai dengan tahun 1999 Ca-bentonit yang diproduksi di dalam negeri masih mempunyai kemampuan bleaching yang kurang diminati, sehingga industri minyak banyak menggunakan bentonit impor. Akan tetapi perkembangan terakhir menunjukkan adanya peningkatan penggunaan Ca-bentonit domestik, yang berarti produsen di dalam negeri telah mampu meningkatkan kualitas Ca-bentonit sesuai dengan permintaan pasar, dan dapat bersaing dengan bentonit impor.
Proyeksi Departemen Perindustrian dan Perdagangan 1992, bahwa kapasitas pabrik pengolahan di Indonesia pada industri kimia dasar pada akhir pelita VI adalah sebesar dari 308.940 ton. Proyeksi tersebut belum terpenuhi bahkan tidak sampai dengan 50 % dari kapasitas direncanakan.
Apabila dikaitkan dengan ketersedian potensi endapan yang cukup besar, adanya peningkatan jumlah produksi minyak kelapa sawit, serta pasar kawasan Asia Pasifik, khususnya di ASEAN terutama (Malaysia, Thailand, dan Indonesia) peluang meningkatkan produksi bentonit akan dapat merangsang para produsen bentonit dalam pengembangan kapasitas pabriknya, atau pendirian produsen baru di Indonesia. Namun demikian, tentu saja harus diikuti dengan usaha peningkatan kualitas untuk dapat bersaing dengan ekspor dari negara lain.
Tanpa usaha itu tidak berarti. Peluang ekspor selama ini terlihat masih terbatas, karena perkembangan ekspor tahunan yang masih berfluktuasi. Namun apabila nilai tukar rupiah bartahan saja atau terus melemah, kemungkinan ekspor bentonit akan mengalami peningkatan walaupun relatif sedikit.  Apalagi impor bentonit yang selama kurun waktu pengamatan mengalami lonjakan.
Saat ini saja Indonesia masih impor bentonit baik jenis kalsium maupun natrium dari Amerika, Jepang, Australia dan bahkan ada yang berasal dari Malaysia, padahal negara disebut terakhir ini bukan penghasil bentonit, juga potansi endapan bentonit yang dimilinya sangat sedikit dibandingkan dengan Indonesia. 20- 48 % dari impor bentonit berupa Ca-bentonit yang penggunaannya sebagian besar di industri minyak goreng. Pemakaian bentonit impor pada industri tersebut lebih dikarenakan daya serap yang lebih diharapkan bisa mencapai lebih dari 4 kali dibandingkan dengan bentonit Indonesia.
Peluang di dalam negeri, lebih ditekankan kepada jumlah penduduk yang tinggi, dan kalau dihitung, konsumsi bentonit di Indonesia hanya sekitar 5 kg/kapita. Perhitungan ini memperlihatkan bahwa daya beli (tingkat kehidupan) di negara Indonesia belum memperlihatkan kemajuan yang berarti. Dengan kata lain konsumsi minyak goreng dengan kualitas terbaik hanya diminati oleh golongan menengah ke atas yang apabila dihitung dengan persentase hanya sekitar 5 % dari 220 juta penduduk Indonesia.
Berdasarkan teori, 1 ton minyak goreng memerlukan bentonit antara 25 – 40 Kg. Jadi, apabila dihitung, dengan produksi minyak goreng saat ini di atas 2,5 juta ton paling sedikit konsumsi bentonit di industri minyak goreng saja mencapai antara 70 – 100.000 ton/tahun
.